Pejuang Hutan Adat Asal Batak Raih Goldman Envinronmental Prize

Pejuang Hutan Adat Asal Batak Raih Goldman Envinronmental Prize Pejuang Hutan Adat Asal Batak Raih Goldman Envinronmental Prize

Pejuang jagat asal Sumatera Utara, Delima Silalahi terpilih sebagai cacat satu penerima penghargaan bergengsi Goldman Environmental Foundation. Ini merupakan penghargaan rutin tahunan bahwa diberikan kepada enam aktivis jagat akar rumput atas enam benua. 

Sebagai Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), dia dinilai berkontribusi agam paling dalam perlindungan hutan adat di Sumatera Utara. Pada Februari 2022, wanita berusia 46 tahun ini menggalang kampanye bersama komunitas masyarakat adat di Tano Batak. Hasilnya, pemerintah pun memberikan hak pengelolaan sah atas 7.213 ha hutan adat kepada enam kelompok masyarakat Tano Batak.

“Saya sangat gembira walaupun saya sadar bahwa ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini adalah kemenangan buat gerakan Masyarakat Adat akan Indonesia,” kaperbahasan, terdalam kebenderangan resmi. 

Keenam komunitas adat tersebut antara lain masyarakat adat Pandumaan Sipituhuta, Nagasaribu Onan Harbangan, Bius Huta Ginjang, Janji Maria, Simenak-menak beserta Tornauli Aek Godang Adiankoting. Mereka berkomitmen melestarikan hutan adat melampaui program pemulihan daerah hutan. Ini dilakukan lewat menanam kembali spesies hutan asli, terhadir pohon kemenyan. 

Selain Delima, beberapa tokoh dari Indonesia suah mendapat penghargaan ini, yakni Loir Botor Dingit (1997), Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), maka Rudi Putra (2014). 

Goldman Environmental Prize dirintis di San Francisco dari tahun 1989 karena pemuka masyarakat beserta filantropis Richard beserta Rhoda Goldman. Selama 34 tahun, Goldman Environmental Prize telah memberi penghargaan kepada 219 pemenang, terbersetuju 98 wanita di 95 negara. Sebagian agam pemenang ini kemudian menempati kedudukan pejabat pemerintah, kepala negara, pemimpin NGO, beserta penerima Nobel.

“Kini, ketika dunia menyadari krisis lingkungan akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar fosil, membarengi pencemaran udara membarengi air, kita makin sadar mau hubungan kita satu kembar lain membarengi terhadap semua kemenyalaan dempet planet,” ujar John Goldman, Presiden Goldman Environmental Foundation. 

Penyerahan Anugerah dirayakan terdalam seremoni langsung pada Opera House San Francisco pada 24 April, pukul 05:30 PM PDT atau 25 April, pukul 07.30 WIB. Ini merupakan seremoni langsung (tatap muka) pertama sejak 2019.